Rabu, 06 Maret 2013

MEMOTRET KELEMAHAN KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG, PAPUA




Latar Belakang
Papua merupakan salah satu pulau yang secara gografis sangat berat dari daerah- daerah lain  di  indonesia. Oleh karena itu, semestinya  untuk membangun daerah yang sulit seperti Papua perlu ada dukungan – dukung dari berbagai elemen.  Lembaga – lembaga yang paling aktif atau mereka yang paling berperan adalah pemerintah provinsi dan pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat untuk mencari format bagimana kesulitan tersebut dapat diatasinya.
Contoh konrit yang sekarang ini adalah pemeberian otonomi khusus. Otonomi khusus yang diberikan ini pemerintah Provinsi dan semua elemen yang ada propinsi maun pemerintah Daerah harus kerja secara profesional demi mengatasi kesulitan itu.
Pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang harus mencari jalan keluar untuk mengatasi semua persoalan ini.  Misalkan pegunungan Bintang sudah terkenal dengan kekayaan hasil bumi seperti minyak bumi dan gas yang terkandung di dalamnya harus di publikasikan atau bisah nego dengan perusahan – perusahan besar sehinga sebagian persoalan yang mandek ini dapat diatasi. Kalau tidak, hal ini menjadi hal yang momok bagi semua masyarakat yang ada di sana.
Secara pribadi, sangat setuju salah satu program yang dibuat pemerintah daerah Pegunungan Bintang dan sekarang sudah jalan adalah terpokus ke bidang pendidikan. Karena setiap tahun 25 orang keluar papua dan 15 orang tersebar di Papua dan 10 orang kirim ke  Malaisya dengan target waktu 2018 harus kerja.
Di bawa ini merupakan tabel persoalan – persoalan yang ada di Kabupaten Pegunungan bintang:

No

Persoalan

Solusi

Target waktu

Sarana pendukung

PIC



1



Pendidikan

o   Umumnya di Papua dan khususnya Pegunungan Bintang pendidikan harus di utamakan atau harus di prioritaskan.
o   Pendidikan harus berpolah asrama.
o   Pendidikan harus melihat secara serius oleh PEMDAH setempat dalam pembiayaan atau bersiifat beasiswa.
o   Pentingnya pendidikan ini akan menjawab semua tantangan yang selama ini terjadi di Papua dan pegunungan Bintang.

2015- 2020 harus menciptakan manusia – manusia yang andal, professional untuk siap kerja secara baik.
v  Gedung- gedung sekolah harus di bangun.
v    buku- buku dan juga fasilitas lain seperti cmpuiter harus ada di setiap sekolah dasar sampai menengah, dalam mendukung proses belajar  harus dilengkapi.
v  Salah satu alternative lain adalah sekolah dibangun secara berpolah asrama ini akan membantu siswa untuk mendapatkan target MDG,s
v  pengadaan buku yg berkurikulum di lengkapi dgn perpustakaan scra lengkap di seluruh district ( minimal satu sekolah)
v pengembangan jalan menuju sekolah ( ini harus ada kerja sama antara dinas PU dan dinas Pendidikan) perbanyak guru mata pelajaran dengan perhitungan gaji guru yg tinggi


v  Kepala Dians PDK dan jajaranya.
v  Semua elemen harus berperan aktif mendukung lembaga pendidikan, memberikan kontribusih.




2



Transportasi

ü  Mau dan tidak, Pemeritah Provinsi Papua dan PEMDAH Pegunungan Bintang khususnya mencari solusi atau mencari format yang bai, bagimana sehingga prasarana khususnya jalan darat yang menghubungkan antara provinsi dan  kabupaten ini harus  ada. Karena salah satu faktor utama pengambat pembangunan selama ini adalah belum adanya jalan darat yang menghubungkan dari provinsi ke Kabupaten.
ü  Perlu kita ketahui bahwa selama pemberian Otonomi Khusus oleh Pemerintah pusat kepada Pemerintah Provinsi dan Papua barat ini harus pintar – pintar memanfaatkan, pintar menggunakan dana, menuju Papua dan pegunungan bintang yang cerah.
ü  Kedua, setelah menetepkan program kerja perlu bekerja sama dengan PT atau perusahan untuk membuat MOU dalam jangka waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak.
 Katakanlah pada awal tahun 2013 mulai kerja sebuah projek (pembuatan) jalan darat yang menghubungkan provinsi ke Kabupaten dalam jangka waktu 3 tahun sudah selesai.

Sarana yang mendukung pembuatan jalan darat ini adalah transportasi darat dan udara seperti; buldoser, dan alat – alat berat lainya yang mampu memberikan perubahan atau mampu mengatasi hal yang selama ini pembangunan menjadi mandek.
Dinas PU kerja sama dengan Dinas perubungan dan (legeslatif dan eksekutif)






3






Kesehatan
v  Tahun 2013- 2014  harus  pengadaan alat dan prasarana di setiap RS  yang ada di Pegunungan Bintang.
v  Pembangunan RS yg serba lengkap di setiap Distrik  ( harus kerja sama dgn Dinas PU dan dinas Kesehatan)
v  Pengadaan  sembako yg mampu meminimalizir angka kematian ( ibu and anak) dan meningkatkan angka pertumbuhan.
v  Pengadaan  air bersih bagi semua masyarakat


Tahun 2015 – 2020 harus selesai sesuai dengan kesepakatan atau program yang sudah diagendakan. Sehingga hal yang menjadi persoalan ini bisa dapat diatasi
ü  Di setiap distrik terdapat rumah sakit yang serbalengkap.
ü  Pengadaan sembako yang meminimalisir angka kematian angka kematian ibu dan anak dan  meningkatkan angka pertumbuhan

Kerja sama PU dan dinas Kesehatan harus kerja sama

Semua persoalan yang sebutkan diatas yang bertanggung jawab adalah semua elemen. Tetapi yang paling berperan disini adalah pemeritah dalam hal ini pejabat legeslatif dan pejabat judikati

Untuk jalan darat dari ibukota Kabupaten ke setiap distrik atau setiap kecamat di pedalaman sudah ada. Hanya saja, jalan darat dari provinsi ke Kabupaten itulah yang belum ada. Jalan darat dari provinsi ke setiap Kabupaten belum ada karena secara georafis seperti tampak pada gambar 2 dan 3 di bawa ini.
Dengan mendan yang berat dan belum ada jalan darat, tentu harga sembako di pedalaman lebih mahal dibanding harga sembako di Kota – kota besar di Papua. Harga sembako mahal karena jalan transfortasi satu- satunya adalah pesawat terbang. 
Contoh:
Ø  harga bensin 2 liter di Jayapura 10.000; di Kabupaten Pegunungan Bintang 80.000; perliter.
Ø  Harga beras  di Jayapura 1 kg  Rp 8.000; di Kabupaten pegunungan Bintang 20.000; per kg.
Ø  Harga tiket pesawat dari Jayapura ke Kabupaten Pegunungan Bintang Rp 1.000.000 ( satu juta) per orang. Padahal waktu yang di tempu  Jayapura- Pegunungan bintang adalah 45 menit. Satu juta itu, tidak termasuk dengan harga barang. Kalau  dengan barang, maka  lebih dari 1 juta atau di atas satu juta.

Nara sumber: Maichel Uropmabi
Dari sekian persolan yang sudah terbahas di atas menurut saya untuk mengatasinya adalah sebagai berikut:
·          Mau dan tidak Pemerintah Provinsi dan PEMDAH harus berpikir kritis mengatasi persolan ini. Terutama jalan yang menhubungkan antara provinsi, dan setiap Kabupaten. Hal ini memudakan untuk pelajanan kepada masyarakat terutama dalam pembanguna.
·         Khusus PEMDA Pegunungan Bintang segera buat PERDA (Peraturan daerah). Sehingga harga sembako yang melonjak tinggi bisa dapat meratakan.
·         Jalan darat dari Pegunungan Bintang ke Merauke dalam waktu dekat segara buat. Hal agar semua kebutuhan baik kebutuhan penansial maupun kebutuhan non pinansial dapat terpenuhi.
·         PEMDAH segera mencari format yang logis untuk semua segi dalam pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik.
·           Untuk mempercepat semua ini salah satunya adalah membuka lahan baru. Seperti membuka hasil kekayaan bumi. Walaupun SDM masih minim atau masih kurang. Akan tetapi yang menangani adalah harus orang profesional.
·         Hal yang belum coba, harus coba dan akhirnya terbiasa. Misalkan dalam bidang berwwirausaha.
·         Untuk mengelolah sumber daya alam (SDA) yang tersembunyi di setiap daerah harus mempersipkan SDM yang profesional. Berkaitan dengan hal tersebut mau dan tidak Pemerintah Provinsi dan PEMDA berani mengabil satu langkah untuk kerja sama dengan institusi – institusi “LAIN”  terkait dengan kebutuhan dalam bidang TERTENTU.
·         Salah satu kelemahan di Pemerintah pusat, Provinsi, dan Kabupaten adalah melonjaknya  KOROPSI.