Rabu, 06 Maret 2013

BAHASA DAERAH DI TANAH PAPUA SEMAKIN TERKIKIS TANTANGAN BAGI ANAK MUDA PAPUA



Bisa Terjaga” Tetapi  Epenkah Dengan Bahasa Daerah?  Pertanyaan ini sangat bertentangan  dengan realitas dalam penggunaan bahasa daerah di Papua dan lebih khusus di Kabupaten Pegunungan Bintang.  Papua memiliki beragam bahasa berdasarkan suku-suku yang ada di Papua. Setiap suka memiliki bahasa yang berbeda-beda. Salah satu contohnya adalah di Kabupaten Pegunungsn Bintang. Kabupaten ini memiliki lebih dari 4 suka dan di setiap suku memiliki bahasanya sendiri-sendiri. Tidak hanya di Pegunungan Bintang tetapi hampir di seluruh Kabupaten di Papua memiliki perbedaan suku maupun bahasa. Tidak ada bahasa pemersatu.
Coba kita lihat di Pulau Jawa pada umumnya mereka (masyarakat Jawa) mengunakan bahasa daerah mereka. Ini hal yang perlu kita petik dan kita ikuti apa yang mereka lakukan. Bukan berarti  kita orang Pegunungan Bintang dan orang Papua belajar bahasa jawa. Kita ambil caranya dan terapkan apa yang kita punya di lingkungan masing- masing. Hal ini untuk menjaga identitas orang Pegunungan Bintang dan orang  Papua pada umumnya, inilah nilai ekstensialnya. Bahkan mereka menjadikan bahasa Jawa menjadi salah satu mata pelajaran, baik di tingkat TK, SD, SMP maupun SMA di sekolah-sekolah yang ada di Pulau Jawa.  Mereka menggunakan bahasa Jawa saat jam belajar berlangsung dan mereka menggunakan bahasa Indonesia  saat acara-acara resmi.  Tidak hanya itu, namun orang tua mereka mengajarkan bahasa Jawa kepada anak-anak mereka karena mereka mengganggap bahwa bahasa ibu adalah bahasa yang perlu di kaji dan tidak boleh dilupakan dari generasi ke generasi.
Berbanding terbalik dengan orang Papua. Saya percaya bahwa sebagian besar anak-anak bahkan orang dewasa di Tanah Papua tidak tahu bahasa ibu atau bahasa daerahnya jika dia dilahirkan dan dibesarkan di daerah atau tempat lain. Anehnya adalah orang tuanya tidak mau mengajarkan bahasa daerah itu sendiri kepada anak-anaknya. Tetapi malah mereka hanya mengajarkan bahasa Indonesia saja. Padahal kita tahu bahwa bahsa adalah salah satu asset yang perlu kita jaga dan melestarikannya. Karena bahasa ada ketika manusia itu ada atau diciptakan.  Artinya bahwa bahasa ada sejak nenek moyang. Anak muda Papua jaman sekarang seakan-akan tidak mempedulikan bahasa Daerah atau bahasa ibu mereka masing-masing. Semakin lama akan semakin terlupakan bahkan suatu kelak nanti bahasa ibu tidak akan berlaku untuk generasi-generasi yang akan datang. Sebelum semuanya terlambat, saya menyarankan untuk kita dapat menggunakan bahasa daerah kita sesering mungkin. Orang tua diharapkan mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anaknya sesering mungkin. Ini adalah salah satu pekerjaan rumah bagi orang tua untuk terus mengingatkan anak-anaknya menggunakan bahasa daerah.
Kita perlu menyadari bahwa, bahasa merupakan salah satu identitas suatu suku yang  tidak boleh diinjak orang lain. Atau dengan lain arti bahwa bahasa daerah  merupakan salah satu kekayaan yang perlu dilestarikan oleh setiap individu, pengguna bahasa atau masyarakat pada umumnya. Sebab dengan adanya “dunia modern” ini  banyak pengaruh luar yang akan masuk  di tengah-tengah kita dan tentu ini membawa pengaruh dan dampak bagi kita sebagai penutur bahasa daerah di masing-masing daerah.
Factor-faktor tertentu yang bisa dikatakan menjadi masalah bagi kita terutama dalam penggunaan bahasa daereah adalah Pertama, melalui pernikahan lawan suku. Jika kita mencintai seseorang yang bukan satu suku atau pun bahsa dengan kita maka kita perlu mengajarkan bahasa daerah sedikit demi sedikit kepadanya saat berpacran sampai pada pernikahan. Ini merupakan salah satu hal yang perlu kita perhatikan bersama.
Kedua, faktor kedua adalah jika seseorang bertugas di daerah lain hingga anak- anaknya tidak tahu bahasa daerah. Di Pegunungan Bintang bahkan Papua sudah terjadi. Banyak anak-anak mereka tidak tahu bahasa daerahh asalnya karena di tempat di mana ia bertugas adalah mempunyai bahasa yang berbeda darinya.
Dunia perkembangan yang gila ini, akan berpengaruh pulah pada bahasa yang kita gunakan. Untuk memahami segalah sesuatu paling tidak harus dengan bahasa. Oleh karena itu, orang mengatakan bahasa adalah sebagai pendamai antara satu kelopok dengan kelompok yang lain, bahasa juga di sebut sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, bahasa berfungsi sebagai mengidentifikasi diri,  dan banyak pengertian lainya.  Selanjutnya apa pentingnya bahasa daerah, bahasa nasional dan bahasa ineternasional? Setidaknya setiap individu harus tahu ketiga bahasa ini. Karena ketiga bahasa ini merupakan saling keterkaitan bahasa yang satu dengan bahasa yang lainya. Ketiga bahasa ini persis seperti tiga saudara yang tak terpisa dari interaksi dalam kehidupan mereka. Dengan penjelasan singkitan ini kita sebagai manusia sebagai pemakai/ pengguna bahasa dapat direalisasikan ke dalam diri kita sehingga dengan bahasa daerah kita bisa dapat seimbang dengan bahasa – bahasa lainya yang  kita gunakan. 
Setiap orang harus mengatakan bahwa “ saya adalah pribadi yang berbudaya”  karena di mana pun kita berada bahsa dan adat istiadat akan selalu mengikuti ke mana pun kita pergi.
Setiap manusia tentu mempunyai budaya sejak kecil  dan dianuti dalam kehidupanya, baik bahasa maupun adat istiadat lainnya.  Oleh sebab itu, bahasa dan adat istiadat pun mesti kita tahu bagimana saya terapkan budaya yang saya miliki itu di lingkungan pribadi, lingkungan masyarakant, dan di lingkungan orang lain.
     Di era globalisasi seperti sekarang ini, penguasaan bahasa asing (dalam hal ini bahasa Inggris) mutlak perlu. Bahkan sekarang ini tumbuh kekuatan baru di dunia, yakni Cina dan Jepang, sehinnga penguasaan kedua bahasa itu menjadi suatu kebutuhan. Tanpa penguasaan bahasa asing, kita tidak akan dapat mengambil bagian dalam perkembangan dunia. Di samping itu, menguasai bahasa lain akan mendorong kita memahami budayanya, karena otak kita akan menyimpan berbagai data budaya dari bahasa-bahasa yang kita kuasai dan tanpa kita sadari kita belajar memahami bagaimana pola pikir masyarakat/bangsa. Dengan demikian, akan tercapai pemahaman antarbudaya, antarbangsa yang pada akhirnya mengarah pada perdamaian dunia. Jiak kita menguasai lebih dari satu bahasa, tanpa kita sadari kita akan memiliki pemahaman budaya lebih baik dibandingkan kita hanya menguasai satu bahasa. Karena itu, menurut hemat saya, alangkah baiknya kita paling sedikit menguasai bahasa ibu kita dan bahasa Indonesia dengan baik. Saya menganjurkan agar para orang tua mulai memikirkan kembali penggunaan bahasa daerah di dalam keluarga.
Semogga  dengan  tulisan yang singkat ini memberikan motivasi kepada para generasi penerus Pegunungan Bintang pada khususnya dan Papua pada umumnya untuk menyadari dan mempelajari bahasa ibu. Dianjurkan pula kepada orang tua untuk sesering mungkin memngajarkan bahasa ibu kepada anak-anak supaya bahasa ibu tidak terlupakan. Alangkah baiknya jika setiap bahasa di Papua menjadikannya sebagai salah satu mata pelajaran di setiap sekolah di Tanah Papua.
Penulis adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (09) .