“Bisa
Terjaga” Tetapi Epenkah Dengan Bahasa
Daerah? Pertanyaan ini sangat bertentangan dengan realitas dalam penggunaan bahasa daerah
di Papua dan lebih khusus di Kabupaten Pegunungan Bintang. Papua memiliki beragam bahasa berdasarkan
suku-suku yang ada di Papua. Setiap suka memiliki bahasa yang berbeda-beda.
Salah satu contohnya adalah di Kabupaten Pegunungsn Bintang. Kabupaten ini
memiliki lebih dari 4 suka dan di setiap suku memiliki bahasanya
sendiri-sendiri. Tidak hanya di Pegunungan Bintang tetapi hampir di seluruh
Kabupaten di Papua memiliki perbedaan suku maupun bahasa. Tidak ada bahasa
pemersatu.
Coba
kita lihat di Pulau Jawa pada umumnya mereka (masyarakat Jawa) mengunakan
bahasa daerah mereka. Ini hal yang perlu kita petik dan kita ikuti apa yang
mereka lakukan. Bukan berarti kita orang
Pegunungan Bintang dan orang Papua belajar bahasa jawa. Kita ambil caranya dan
terapkan apa yang kita punya di lingkungan masing- masing. Hal ini untuk
menjaga identitas orang Pegunungan Bintang dan orang Papua pada umumnya, inilah nilai
ekstensialnya. Bahkan mereka menjadikan bahasa Jawa menjadi salah satu mata
pelajaran, baik di tingkat TK, SD, SMP maupun SMA di sekolah-sekolah yang ada
di Pulau Jawa. Mereka menggunakan bahasa
Jawa saat jam belajar berlangsung dan mereka menggunakan bahasa Indonesia saat acara-acara resmi. Tidak hanya itu, namun orang tua mereka
mengajarkan bahasa Jawa kepada anak-anak mereka karena mereka mengganggap bahwa
bahasa ibu adalah bahasa yang perlu di kaji dan tidak boleh dilupakan dari
generasi ke generasi.
Berbanding
terbalik dengan orang Papua. Saya percaya bahwa sebagian besar anak-anak bahkan
orang dewasa di Tanah Papua tidak tahu bahasa ibu atau bahasa daerahnya jika
dia dilahirkan dan dibesarkan di daerah atau tempat lain. Anehnya adalah orang
tuanya tidak mau mengajarkan bahasa daerah itu sendiri kepada anak-anaknya.
Tetapi malah mereka hanya mengajarkan bahasa Indonesia saja. Padahal kita tahu
bahwa bahsa adalah salah satu asset yang perlu kita jaga dan melestarikannya. Karena
bahasa ada ketika manusia itu ada atau diciptakan. Artinya bahwa bahasa ada sejak nenek moyang.
Anak muda Papua jaman sekarang seakan-akan tidak mempedulikan bahasa Daerah
atau bahasa ibu mereka masing-masing. Semakin lama akan semakin terlupakan bahkan
suatu kelak nanti bahasa ibu tidak akan berlaku untuk generasi-generasi yang
akan datang. Sebelum semuanya terlambat, saya menyarankan untuk kita dapat
menggunakan bahasa daerah kita sesering mungkin. Orang tua diharapkan
mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anaknya sesering mungkin. Ini adalah
salah satu pekerjaan rumah bagi orang tua untuk terus mengingatkan anak-anaknya
menggunakan bahasa daerah.
Kita
perlu menyadari bahwa, bahasa merupakan salah satu identitas suatu suku
yang tidak boleh diinjak orang lain. Atau dengan lain arti
bahwa bahasa daerah merupakan salah satu
kekayaan yang perlu dilestarikan oleh
setiap individu, pengguna bahasa atau
masyarakat pada umumnya. Sebab dengan adanya “dunia modern” ini banyak pengaruh luar yang akan masuk di tengah-tengah kita dan tentu ini membawa pengaruh dan
dampak bagi kita sebagai penutur bahasa daerah di masing-masing daerah.
Factor-faktor
tertentu yang bisa dikatakan menjadi masalah bagi kita terutama dalam
penggunaan bahasa daereah adalah Pertama,
melalui pernikahan lawan suku. Jika
kita mencintai seseorang yang bukan satu suku atau pun bahsa dengan kita maka
kita perlu mengajarkan bahasa daerah sedikit demi sedikit kepadanya saat
berpacran sampai pada pernikahan. Ini merupakan salah satu hal yang perlu kita
perhatikan bersama.
Kedua, faktor kedua adalah jika
seseorang bertugas di daerah lain hingga anak- anaknya tidak tahu bahasa
daerah. Di Pegunungan Bintang bahkan Papua sudah terjadi. Banyak anak-anak
mereka tidak tahu bahasa daerahh asalnya karena di tempat di mana ia bertugas
adalah mempunyai bahasa yang berbeda darinya.
Dunia
perkembangan yang gila ini, akan berpengaruh pulah pada bahasa yang kita
gunakan. Untuk memahami segalah sesuatu paling tidak harus dengan bahasa. Oleh
karena itu, orang mengatakan bahasa adalah sebagai pendamai antara satu kelopok
dengan kelompok yang lain, bahasa juga di sebut sebagai alat komunikasi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia, bahasa berfungsi sebagai mengidentifikasi diri, dan banyak pengertian lainya. Selanjutnya apa pentingnya bahasa daerah,
bahasa nasional dan bahasa ineternasional? Setidaknya setiap individu harus
tahu ketiga bahasa ini. Karena ketiga bahasa ini merupakan saling keterkaitan
bahasa yang satu dengan bahasa yang lainya. Ketiga bahasa ini persis seperti
tiga saudara yang tak terpisa dari interaksi dalam kehidupan mereka. Dengan
penjelasan singkitan ini kita sebagai manusia sebagai pemakai/ pengguna bahasa
dapat direalisasikan ke dalam diri kita sehingga dengan bahasa daerah kita bisa
dapat seimbang dengan bahasa – bahasa lainya yang kita gunakan.
Setiap
orang harus mengatakan bahwa “ saya adalah pribadi yang berbudaya” karena di mana pun kita berada bahsa dan adat
istiadat akan selalu mengikuti ke mana pun kita pergi.
Setiap manusia
tentu mempunyai budaya sejak kecil dan
dianuti dalam kehidupanya, baik bahasa maupun adat istiadat lainnya. Oleh sebab itu, bahasa dan adat istiadat pun
mesti kita tahu bagimana saya terapkan budaya yang saya miliki itu di
lingkungan pribadi, lingkungan masyarakant, dan di lingkungan orang lain.
Di era globalisasi seperti sekarang ini,
penguasaan bahasa asing (dalam hal ini bahasa Inggris) mutlak perlu. Bahkan
sekarang ini tumbuh kekuatan baru di dunia, yakni Cina dan Jepang, sehinnga
penguasaan kedua bahasa itu menjadi suatu kebutuhan. Tanpa penguasaan bahasa
asing, kita tidak akan dapat mengambil bagian dalam perkembangan dunia. Di
samping itu, menguasai bahasa lain akan mendorong kita memahami budayanya,
karena otak kita akan menyimpan berbagai data budaya dari bahasa-bahasa yang
kita kuasai dan tanpa kita sadari kita belajar memahami bagaimana pola pikir masyarakat/bangsa.
Dengan demikian, akan tercapai pemahaman antarbudaya, antarbangsa yang pada
akhirnya mengarah pada perdamaian dunia. Jiak kita menguasai lebih dari satu
bahasa, tanpa kita sadari kita akan memiliki pemahaman budaya lebih baik
dibandingkan kita hanya menguasai satu bahasa. Karena itu, menurut hemat saya,
alangkah baiknya kita paling sedikit menguasai bahasa ibu kita dan bahasa Indonesia
dengan baik. Saya menganjurkan agar para orang tua mulai memikirkan kembali
penggunaan bahasa daerah di dalam keluarga.
Semogga dengan
tulisan yang singkat ini memberikan motivasi kepada para generasi
penerus Pegunungan Bintang pada khususnya dan Papua pada umumnya untuk
menyadari dan mempelajari bahasa ibu. Dianjurkan pula kepada orang tua untuk
sesering mungkin memngajarkan bahasa ibu kepada anak-anak supaya bahasa ibu
tidak terlupakan. Alangkah baiknya jika setiap bahasa di Papua menjadikannya sebagai
salah satu mata pelajaran di setiap sekolah di Tanah Papua.
Penulis adalah
mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (09) .