Pendahuluhan
1.1 Latar Belakang
Karya
sastra merupakan bentuk cerminan atau gambaran kehidupan masyarakat yang
kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya. Melalui karya sastra
pengarang berusaha mengungkapkan kehidupan masyarakat yang mereka alami atau
yang mereka rasakan. Karya satra lahir karena adanya keinginan dari pengarang
untuk mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia yang berisis ide, gagasan,
dan pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya
pengarang serta menggunakan media bahasa sebagai penyampingnya. Karya sastra
merupakan fenomena sosial budaya melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra
lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa
pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi ( Nurgihantoro, 2007:57).
Karya
sastra lahir dari latar belakang dan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksisitensi dirinya. Sebuah karya sastra dipersepsikan sebagai ungkapan
realitas kehidupan dan konteks penyajianya disusun secara terstruktur, menarik,
serta menggunakan media bahasa berupa teks yang disusun melalui refleksi
pengalaman dan pengetahuan secara potensial memiliki berbagai macam bentuk
representasi kehidupan.
Ditinjau
dari segi pembacaan karya sastra merupakan bayang-bayang realitas yang dapat
menghadirkan gambaran dan refleksi berbagai permasalahan dalam kehidupan nyata.
Dibutuhkannya pemahamannya masyarakat terhadap karya sastra yang dihasilkan
pengarang maka penelitian ini menggunakan metode penelitian Sosiologi Sastra.
Sosiologi Sastra adalah pemahamannya terhadap karya sastra dapat
mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya.
Novel
merupakan salah satu ragam prosa dan di dalamnya terdapat peristiwa yang
dialami oleh tokoh-tokohnya secara sistematis serta latar belakang terstruktur.
Oleh karena itu, objek sasaran penelitian dalam novel “Tersesat Di Jalan Yang Benar”
karya Aziz Elsa ini adalah kondisi
alam di muka bumi ini mulai tidak normal. Akibat dari ketidaknormalan ini,
muncul berbagai bencana di seluru penjuru dunia. Ketidaknormalan kondisi alam
ini pula, berbagai jenis tumbuhan, jenis air, jenis binatang, awan, cahaya,
angin, dan api, mulai tidak nyaman untuk
hidup di muka bumi ini. Melihat dari fenomena ini, pengarang ( Aziz Elsha) terpanggil. Untuk ini,
perlu diangkat dan dikemas melalui tulisan ini. Sehingga, apa yang pengarang
sampaikan dalam buku novel ini, betul – betul tersentuh oleh pembaca dan
pembaca betul- betul sadar akan pentingnya alam ini.
Karya
Azizi Elsa merupakan karya sastra
yang penomenal dan nyata. Ada beberapa alasan yang menarik dalam novel “tersesat
di jalan yang benar” ini dan menjadi ojek penelitiannya yaitu novel ini mempunyai
gagasan yang menarik untuk dikaji dan dilihat dari alur ceritanya. Kedua,
dilihat dari struktuk tokoh, penokohan dan
latar dalam novel tersesat di jalan yang benar karya Aziz Elzha, dengan kondisi masyarakat
saat ini mengalami berbagai pencana dimana-
mana. Ketiga, dilihat dari sepengetahuan peneliti novel ini ada banyak yang
meneliti tentang alam secara menyeluru. Namun belum ada yang meneliti dari sisi
sastra atau kaca mata sastra.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dalam butir 1.1, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.2. 1 Bagaimanakah struktur yang
meliputi alur, tokoh, penokohan dan latar dalam novel tersesat di jalan yang
benar karya Aziz Elzha?
1. 2. 2 Bagaimanakah tema dan amanat
yang di sampaikan dalam novel tersesat di jalan yang benar karya Aziz Elzha?
1. 3 Tujuan Penelitian.
Tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan alur, tokoh, penokohan
dan latar dalam novel tersesat di jalan yang benar, karya Aziz Elzha.
1.3.2 Mendeskrifsikan
ruangan tema dan amanat yang disampaikan dalam novel tersesat di jalan yang
benar karya Aziz Elzha
1. 4 Manfaat Penelitian
Manfaat
dari hasil penelitian ini adalah memberikan manfaat bagi orang lain. Adapun
manfaat-manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah
1.4.1 Manfaat teoritis
Manfaat
teiroritia adalah manfaat yang berkaitan atau berkenaan dengan ilmu pengetahuan
sebagai bahan pembalajaran bagi semua orang. Terlebih khusus di bidang sastra.
1.4.2 Manfaat praktis
Manfaat
praktis adalah manfaat yang berkaitan atau berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan dalam propesi tertentu. Sehingga peneliti novel “ tersesat di jalan
yang benar” karya Aziz Elsa ini
memberikan sebuah gambaran atau refrensi bagi peneliti karya sastra yang lainnya,
terlebih khusus bidang karya sastra dan memperluas wawasan pembaca terhadap
aspek sosial. Bukan manfaatnya hanya itu saja, tetapi peneliti memberikan
gambaran sebagai refrensi kepada
mahasiswa Univesitas sanata Dharma Yogyakarta khusunya Program Studi Sastra
Indonesia. Peneliti ini berharapkan bagi pembaca untuk dalam mengungkapkan
makna aspek yang terkandung dalam novel tersesat
di jalan yang benar, karya Aziz Elsa.
2.2
Tinjaun Pustaka
Tinjauan
pustaka yang relevan
Bencana
dalam gempa bumi dan stunami proyansi Nangru Aceh Darussalam dan Sumatra Utara
telah menghadirkan banyak hal yang tidak pernah terduga. Mulai besarnya korban,
baik materi maupun jiwa, ternyata banyak sesuatu yang tidak masuk akal terjadi.
Hal
ini seharusnya lihat sebagai bagian dari ayat- ayat Tuhan dalam memperlihatkan
kebesarannya. Dari peristiwa ini juga kita bisa lihat fenomena tidak biasa yang
membuat kita mau dan tidak mau harus mengakui kebesaran Allah. Kita yang selama
ini superior, gagah, dan tampil perkasa, ternyata tidak mampu berbuat apa- apa
jika alam sudah “ murkah” hanya dalam hitungan detik semua langsung berubah.
Dari yang kuat, koko, menjadi lemah, dan tadinya menantang akhirnya ancur lebur
yang menjulang tinggi yang membanggakan akhirnya harus rata dengan tanah.
Di
balik itu ada sedikit fenoma alam yang memaksa kita geleng- geleng kepala.
Sesuatu yang begitu ajaib, suprarasional dan benar- benar diluar jangkauan akal
biasa. Tapi itulah rahasia Allah. Novel
karya, Khotimi Bahri R & Saeful Alam Elbarnaz, Pebruari, 2005
Catatan untuk bagian
pustaka:
untuk mendapatkan tinjaua pustaka yang relevan banyak tetapi
tidak sempat cari. Namun, saya akan usahkan pada pertemuan berikutnya. Yang
saya sempat dapat, hanya yang ada di atas.
3.3
Landasan Teori
Landasan teori merupakan sebuah alat
untuk memecakan rumusan masalah yang mau diteliti (karya sastra) berdasarkan
teori – teori yang relevan atau teori yang cocok yang dapat digunakan.
3.3.1
Pengertian landasan Teori
Landasan teori adalah seperangkat construct (konsep
yang saling berhubungan), rumusan-rumusan dan preposisi yang menyajikan suatu
pandangan yang sistematis suatu fenomena dengan mengkalasifikasikan
hubungan-hubungan dalam membangun suatu karya sastra dengan tujuan untuk
menjelaskan dan memprediksi gejala (Kerlinger dalam Pradopo, 2001:2).
Dengan demikian, tahapan penyusunan landasan teori
dalam rancangan penelitian menjadi penting. Karena teori berfungsi sebagai alat
untuk memecahkan masalah, maka teori harus dipilih sesuai dengan tujuan
penelitian. Dalam uraian landasan teori, teori harus dijelaskan secara
konseptual dengan jalan memberikan deskripsi yang jelas secara operasional
bagaimana teori tersebut dapat dijalankan sesuai kebutuhannya.
Adapun Ratna ( 2004: 94-95) menyatakan, sebagai
akumulasi konsep, teori tidak harus dipahami secara kaku. Teori tidak harus dan
tidak mungkin diterapkan secara persis sama sebagaimana dikemukakan oleh para
penemunya. Teori pun dapat ditafsirkan sesuai kemampuan peneliti. Teori adalah
alat. Kapasitasnya berfungsi untuk mengarahkan sekaligus membantu memahami
objek secara maksimal. Teori memiliki fungsi statis sekaligus dinamis. Aspek
statisnya adalah konsep-konsep dasar yang membangun karya sastra sekaligus
membedakan suatu teori dengan teori yang lain.
Teori
Struktural, pendekatan struktur merupakan tahap awal dalam penelitian sastra.
Pendekatan struktural adalah pendekatan yang berorientasi kepada karya sebagai
analisis yang ditujukan kepada teks itu sendiri sebagai kesatuan yang tersusun
dari bagian-bagian yang saling berkaitan antarbagian bagian lainnya. Tujuan
dari analisis ini adalah untuk memaparkan keterkaitan dan keterjalinan dari berbagai
aspek yang secara bersama-sama membentuk wacana. Dalam analisis ini dapat
dilihat dari sudut plot, karakter, setting, point of view, tone, dan theme
sebagaimana unsur-unsur itu saling berinteraksi.
Sebuah
struktur mempunyai tiga sifat yaitu totalitas, transformasi, dan pengaturan
diri. Yang dimaksud dengan totalitas yaitu bahwa struktur yang terkandung di
dalamnya mencerminkan sistem itu sebagai sistem. Dengan lain kata, susunan
sebagai kesatuan akan menjadi konsep lengkap dalam dirinya. Transformasi adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada sebuah unsur struktur akan mengakibatkan
hubungan antarunsur akan berubah pula. Pengaturan diri yang dimaksud adalah
bahwa struktur itu dibentuk oleh kaidah-kaidah intrinsik dari hubungan antar
unsur akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau hilang. ( Piaget,
dalam Sangidu, 2004: 16).
Pembatasan
masalah novel Tersesat Di Jalan Yang Benar karya Aziz Elsa hanya pada masalah
tema, alur, tokoh, dan latar. Alasannya adalah keempat unsur tersebut sesuai
dengan tujuan penelitian dan objek yang dikaji yaitu mengenai kondisi alam
sekarang ini mulai tidak normal. Tema menentukan inti cerita dan novel
tersebut, alur untuk mengetahui bagaimana jalan cerita, dan penokohan digunakan
untuk mengetahui bagaimana karakteristik setiap tokoh sebagai landasan untuk
menggali data yang palit.
Landasan
teori menurut (Suroso, Puji Santosa, dan Pardi Suratno, 2009; hal:79) adalah
karya sastra merupakan sebuah struktur yang terdiri atas bermacam- macam unsur
berbentuk struktur. Antara unsur – unsur pembentuknya itu terdapat jalinan yang
erat (koherensi). Maka unsur karya satra itu hanya dapat dipahami dan dinilai
sepenunya atas dasar tempat dan dasar unsur itu dalam keseluruhan karya satra.
Oleh karena itu, landasan struktural merupakan metode deskritif objektif, yang
mendasarkan pada jalinannya (kohernsi) dengan unsur- unsur lain dalam karya
sastra.
Menurut
Sri Wahyuningtyas dan Wijaya Heru Santosa: Sastra: Teori & Implemantasi,
tebitan 2011: hal: 1-2, oleh Abram; memaparkan ada empat pendekatan terhadap
karya sastra yaitu, pendekatan mimetik, pendekatan pragmatik, perndekatan
ekspresif, dan pendekatan objektif. Teori struktural termasuk dalam pendekatan
objektif, yaitu pendekatan yang menganggap karya sastra sebagai “makluk” yang
berdiri sendiri, mengganggap bahwa karya sastra bersifat otonom, terlepas dari
alam sekitarnya, harus dianlisis strukturnya, terlepas dari alam sekitarnya,
baik pembaca maupun pembacanya. Oleh karena itu, untuk dapat memahami sebuah
karya sastra harus dianalisi strukturnya.
4.4
Metode Penelitian
Metode
penelitian merupakan cara atau prosedur yang akan ditempu oleh peneliti dalam
memecakan masalah dalam objek yang ditelitinya. Oleh karena itu, dalam
peneltian ini akan dipaparkan beberapa metode dan akan dipilih metode apa yang
akan digunakan dalam penelitian dalam novel Tersesat
Di Jalan Yang Benar, karya Aziz Elsa ini. Adapun beberpa metode
penelitianya; pendekatan objektif, pendekatan ekspresif, pendekatan mimetik
pendekatan pragmatik, pendekatan spikologis, pendekatan sosiologis, dan
pendekatan struktural. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
atau pendekatan struktural sebagai mana telah ungkapkan dalam bagian 3.3.2
(landasan teori).
4.4.1 Metode Dan Teknik Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural objektif. sebagai
mana telah ungkapkan dalam bagian 3.3.2 (landasan teori) . Oleh karena itu, landasan teori menurut (Suroso,
Puji Santosa, dan Pardi Suratno, 2009; hal:79) adalah karya sastra merupakan
sebuah struktur yang terdiri atas bermacam- macam unsur berbentuk struktur
(tersusun). Antara unsur – unsur pembentuknya. Hal itu terdapat jalinan yang
erat (koherensi). Makna unsur karya satra itu hanya dapat dipahami dan dinilai
sepenunya atas dasar tempat dan dasar unsur dalam keseluruhan karya satra. Oleh
karena itu, landasan struktural merupakan metode deskritif objektif yang
mendasarkan pada jalinannya (kohernsi) dengan unsur- unsur yang lain dalam
sebuah karya sastra.
4.4.2
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data dalam novel tersesat di jalan yang benar adalah metode atau
study pustaka. Karena pengumpulan data
berdasarkan pada teks secara membaca dan menganalisis isi struktur dalam novel
tersesat di jalan yang benar. Bagimana novel tersesat di jalan yang benar ini
dibangun berdasarkan unsur- unsur suatu karya sastra yang saling keterkaitan
antrabagian- bagiannya.
4.4.3 Metode Penyajian Hasil Analisis
Data
Setelah
tahap analisi data, tahap selanjudnya adalah penyajian hasil analisis data.
Analisis data dalam penelitian ini disajikan menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif menggambarkan hasil analasis data berupa
pemaknaan dalam karya sastra disajikan secara deskriptif. Teknik yang digunakan
dalam analisis kualitatif ini sebagi teknik baca dan teknik catatat pada hal
yang mengandung makna dan simbol dalam novel tersesat di kalan yang benar.
5.5
Sistematika Penyajian
Dalam
laporan penelitian ini peneliti merangkum semua latar belakang, tinjauan
pustaka, landasan teori, metode
penelitian dan sistematika penelitian. Latar belakang mengisi tentang mengapa
penulis melakukan penelitian ini. Rumusan masalah menjelaskan masalah- masalah
yang ditemukan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian mendeskripsikan tujuan
diadaka penelitian ini. Manfaat penelitian memaparkan manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini. Tinjauan pistaka
mengemukakan pustaka yang perna ada atau perna pabahas dalam novel tersesat di jalan yang benar. Landasan
teori menyampaikan teori apa yang dugunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian dirincikan teknik
pengumpulan data, teknik analisis data,dan teknik penyampaian analisis data
dalam penelitian ini. Sistematika penyajian menguraikan urutan hasil
penyampaian hasil penelitian dala proposal ini. Dalam bab II membahas tentang
srtruktur pembangun novel tersesat di
jalan yang benar, karaya Aziz Elhza.
BAB
2
Hasil
penelitian & Pembahasan
Berdasarka
latang belakang dan rumusan malah yang
sudah terpampar di awal proposal ini bahwa, hal yang akan di bahas atau akan
diteliti yaitu bagimana struktur yang terdapat di dalam novel tersesat di jalan
yang benar, karya Alziz Elzha ini. Struktuk disini adalah alur cerita, tokoh,
penokohan, tema, dan latar.
1.1 Struktur dalam novel tersesat di
jalan yang benar karya Azizi Elzha
1.
Tema
Ø Tema
yang terdapat dalam novel ini adalah melestarikan Alam. Hal ini dapat di lihat
dari latar tempat yaitu di seluru penujuru dunia. Dimana kegiatan utamanya dan
tokoh utamanya berbicara mengenai pentingya alam dan hukum alam harus
ditegahkan oleh penggunanya.
Ø Hal
ini dapat di buktikan bahwa setiap bagian dalam novel ini berbicara mengenai kelesatiaran
alam atau pentingnya alam dari daratan Asia sampai daratan Eropa.
Ø Kalau
manusia tidak merusak alam atau semua kekayaan alam dunia ini pasti masih
segar, sejuk, tidak panas, udaranya tidak kotor, dan lainya. Tetapi ulah manusia menghancurkan alam akan
menimbulkan berbagai perirtiswa di berbagai belahan dunia pula. Oleh karenanya
jangan merusak alam tanpa sengaja atau tidak sengaja.
2.
Alur/
Plot
Alur
atau plot yang terdapat dalam novel Tersesat
Di Jalan Yang Benar karya, Aziz Elzha
ini alur maju dan mundur. Hal ini dapat dibuktikan dari alur ceritanya. Dimana
cerita tersebut dapat di ceritaka peristiwa yang terjadi dan akan terjadi waktu
yang akan datang pula. Namun, khusus alur ceritannya ada sebagian yang keluar
dari apa yang di ceritakan. Misalnya, bagian 1- 10 alurnya menyambung, dan
bagian 11- 13 tidak nyambung (tidak semuanya)
3.
Latar
Latar dalam novel
tersesat di jalan yang benar terdiri dari tempat yang luar dan tempat yang
sempit.
a. Tempat
luas
Latar
tempat yang luas dalam novel ini adalah Indonesia, daratan Eropa, Daratan Asia,
Mesir, Baghdad, Jakarta.
b. Latar
tempat yang sempit yaitu, Jawa Timur, Kalimantan, Solo, Jawa Tengah, Jawa
Barat, Bali.
c. Latar
waktu: siang, malam, sore, pagi, Bulan,
tahun
4.
Sudut
Pandang
Latar
dalam novel ini adalah sudut pandang Aku- An
atau dimana Tokoh utamanya menyebut dirinya orang pertama dengan kata
aku.
5.
Tokoh
dan Penokohan
1. Tokoh
Protagonis
Tokoh
protagonis dalam novel tersesat di jalan yang benar adalah Kambing Betina dan
Rumput Hijau. Kedua tokoh ini merupak tokoh yang paling berperan dalam novel
ini atau paling dominan. Biar Angin sebagai tokoh utama yang pailing menonyol
dalam novel ini, tetapi yang paling pusat adalah Kambing Betina dan Rumput
Hijau. Kedua tokoh inilah sebagai pusat yang memancing Tokoh Angin menimbulkan
berbagai peristiwa.
2. Tokoh
protagonis
Angin,
sebagai tokoh protagonis yang sentral atau tokoh pusat dimana setiap bagian
dalam novel ini muncul. Ia juga sebagai penyebab timbulnya berbagai peristiwa
di seluru permukaan bumi ini. Sifat atau watak yang ia miliki adalah pintar
membatu orang lain atau tokoh – tokoh lain yang mengalmi peristiwa. Batuan yang
ia berikan, bukan yang fotistif melainkan negatif.
Tokoh
protagonis yang kedua adalah Tikus. Tikus merupakan tokoh yang menimbulkan
peristwa. Hal ini terbukti pada sahat bertemu dengan Angin. Pada saat itu,
rombongan tikus bersiap untuk berdemo merusak tanama manusia yaitu merusak
sawa.
Tokoh protagonis yang ketiga adalah Air. Hal
ini terbukti dengan realitas yang ada. Setiap kali hujan selalu air menimbulakn
efek yang besar bagi kita.
Tokoh
protagonis yang keempat adalah Burung Perkutut. Tokoh ini pun mengalami nasip
yang sama dengan tokoh Tikus, dimana burung perkutut menimpa musiba. Karena
saudara kembarnya ditangkap oleh bangsa manusia. Akhirnya Angin bertemu
dengannya dan permohonnya itu, mmebuat Angi merusak rumah- rumah warga di Jawa
Timur.
3. Tokoh
Penengah atau tritagonis
Tokoh
– tokoh tritagonis yaitu, Nona Bunga, Cahaya, awan, Burung Elang. Tokoh – tokoh
ini merupakan tokoh penenga yang mendukung protagonis maupun tokoh antagonis.
4. Tokoh
Deatragonis
Tokoh
deatragonis dalam novel ini adalah Cermin kebijakan, Sari Air, Sari Tanah, Sari
cahaya, Cermin Kabajikan,Air Suci, Tongkat Kebijakan, Sari Tanah. Tokoh ini
merupakan tokoh yang membantu tokoh antagonis. Mereka ini pembantu Angin untuk
menjadi kelopok teroris.
6.
Gaya
Bahasa
Bahasa
yang di gunakan dalam novel ini, oleh pengarang adalah sangat infiratif. Tetapi
juga ada bahasa ambingguitas. Sehingga inti ceritanya terputus- putus
atau tidak nyambung. Memang sebagian besar menyambung tapi masih belum lengkap.
Misalnya, bagian pertama sampai bagian sepuluh alurnya menjambbung. Tetapi dari
bagian sebelas sampai denga bagian terakhir (13) tidak nyambung. Oleh karena
itu saya mengatakan agak tidak menyambung. (lht: 147- 192)
7.
Amanat:
Amanat
dalam novel ini adalah kita sebagai manusia yang punya pikiran, yang punya akal
budi, perluh melestarikan alam di mika bumi ini. Sehingga kita tidak menjadi
korban, yang semestinya tidak terjadi. Kita manusia membutuhkan mereka
(kekayaan alam) tetapi ada waktunya. Kita perlu menjaga dan melestarikan semua
yang telah di berikan oleh yang Maha Kuasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar